Halo, selamat siang teman2...
Lagi duduk-duduk santai sambil menikmati angin sepoi-sepoi, membuat saya membayangkan soto di Yogyakarta yang sering saya datangin. Penyebab awal mulanya gara-gara papa saya yang hobi kuliner nemuin soto ini di pingir jalan, kalo ditengah jalan bahaya!
Nama jalan warung sotonya di S. Parman. Dari perempatan wirobrajan, teman-temin ke selatan. Ketemu perempatan pertama, belok kiri deh... jalan terus aja sambil liat kiri. Pasti ketemu!
Sebutan untuk warung soto ini di keluarga saya adalah soto kuning karena bagunannya berwarna kuning semua. Buka jam 6 pagi sampai habis. Habisnya kalo beruntung waktu makan siang bisa dapat, tapi menunya ga selengkap waktu buka. Oiya, jangan heran kalo lagi makan di situ teman-temin ketemu artis ya :D
Untuk menyantap soto di tempat, harus berbagi meja dan kursi karena di sini rame banget yang makan.
Tekstur sotonya bening, jadi bisa terlihat isi sotonya. Ada daging, kubis, taoge, seledri. Disantap dengan sambel, perasan jeruk nipis, dan kecap. Enak...!
Menunya soto campur dan soto pisah (ini yang dipisah nasinya dari soto). Harga untuk menyantap 10.000 untuk soto campur, 12.000 untuk soto pisah. Tambahannya ada gorengan tahu isi, prekedel, tempe goreng, lumpia yang dihargai 500 perbijinya. Pengen tambahan daging? Bisaaa...
Ada babat, daging, iso (jeroan berupa usus) bacem yang dihargin 7000 perporsinya. Untuk best sellernya daging. Nah, ini nih yang cepet habisnya. Gorengan juga suka cepat habis.
Kelebihan dari soto ini adalah dagingnya empuk. Banyak orang yang sudah tua makan soto ini.
Kekurangannya warung ini sempit. Tapi karena pelayanannya cepat, saya rasa bukan masalah yang berarti.